Kompetisi perkawinan Burung Candrawasih

Burung Candrawasih ditemukan diindonesia timur, pulau-pulau selat torres, papua nugini dan Australia timur. Di Papua , burung candrawasih diyakini sebagai titisan bidadri surga yang turun ke bumi. Sehingga berbagai julukan untuk burung candrawasih yaitu burung Dewata  juga Burung surga. Kompetisi perkawinan Burung Candrawasih

Hal ini karena burung candrawasih memiliki tradisi perkawinan yang unik tidak seperti burung- burung pada umumnya yang akan mengejar lawan jenisnya sampai terjadi perkawinan.

Ketika burung candrawasih dewasa ditandai dengan kicauan suaranya yang sempurna, warna bulunya serta memiliki tarian, ia akan tampil dalam ajang kompetisi perkawinan untuk mendapatkan candrawasih betina.

Burung candrawaih memiliki beberapa jenis dan juga  tradisi kawin masing – masing yang unik. Misalnya jenis candrawasih paradisaea, dimana candrawih-candrawasih jantan berkumpul dan memperlihatkan kemampuannya menarik perhatian candrawasih betina. Jenis lainnya dimana brung candrawasih datang satu persatu, misalkan  jenis Cicinnurus dan parotia memiliki tarian yang lebih beraturan.

Tarian Burung Candrawasih

Burung candrawaih jantan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan candrawasih betina, diawal waktu ia membersihkan area dimana ia akan menari. Kemudian akan melakukan panggilan berupa kicauan keras untuk menarik perhatian candrawasih betina. Kemudian akan melakukan tarian sambil  mengelilingi  candrawasih betina sampai candrawasih betina memilihnya dan melakukan proses perkawinan.

Candrawaih jantan mampu memainkan warna bulunya untuk dapat menarik perhatian candrawaih betina. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Doekele stavenga tentang masalah candrawaih mampu mengubah warna bulunya dalam satu gerakan, dari kuning menjadi biru, hijau atau orange adalah menjadi salah satu cara menarik perhatian candrawasih betina.

Kompetisi dan Pemenangnya

Sebuah studi penelitian yang publikasikan dalam jurnal terbuka PLOS Biology. merupakan penelitian pertama yang meneliti perilaku candrawasih betina dalam merespon rayuan candrawasih jantan. Russel Ligon, dari Cornell Lab of Ornitology yang merupakan peneliti utama dari studi tersebut mengatakan bahwa tampilan fisik dari andrawasih jantan bukanlah penlilaian utama bagi candrawsih betina tetapi yang utama adalah seberapa baik pejantan menari dan bernyanyi.

Hal ini sangat unik, seperti sesorang wanita yang lebih memilih skill draipada paras wajah yang tampan. Ilmuan menyebutnya perilaku candrawasih betina tersebut sebagai “masa pacaran”.

Russell Ligon dan timnnya menganalisis 961 klip video dan 176 klip audio diperpustakaan Macaulay dari cornell lab. kemudia memeriksa 393 spesimen dari museum sejarah alam amerika di New York City.

Hasil analisis tersebut, menyebutkan bahwa candrawasih betina menilai  pejantan berdasarkan kombinasi karakteristik, para peneliti menemukan kemungkinan pejantan juga mengembangkan strategi yang baru dan tetap mempertahankan daya tarik mereka secara keseluruhan untuk mendapat perhatian betina.

Burung candrawasih jantan akan menyajikan tarian berbeda berdasarkan perbedaan tempatnya, pejantan yang tampil di tanah akan menampilkan tarian lebih banyak dibanding tarian diatas pohon, ditanah hutan yang gelap pejantan akan meningkatkan aksinya untuk mendapatkan perhatian betina.

Bagaimana menurut saintis, menarik bukan, semoga menambah wawasan. Kompetisi perkawinan Burung Candrawasih

Post a Comment for "Kompetisi perkawinan Burung Candrawasih"