Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala
Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala. Tidur adalah kebutuhan setiap orang, dan normalnya kita memerlukan tidur hingga 8 jam dalam 24 jam. Tidur membantu kehidupan tetap berjalan normal, sebagai reset dan perbaruan mesin tubuh untuk bekerja kembali.
Namun ada tidur yang menurut para ahli adalah kesalahan dan malah buruk bagi kesehatan, yaitu tidur dengan pencahayaan. Banyak yang mengulas tentang efek negatif dari tidur dengan pencahayaan, namun alasan yang ditampilkan seringkali bias dari penjelasan ilmiah.
Paparan cahaya buatan di malam hari saat tidur adalah umum, baik dari perangkat pemancar cahaya dalam ruangan atau dari sumber di luar rumah, terutama di daerah perkotaan besar. Sebagian besar individu (hingga 40%) tidur dengan lampu samping tempat tidur menyala atau dengan lampu menyala di kamar tidur dan/atau menyalakan televisi.
Studi baru dari Northwestern University, menunjukkan bahwa hanya satu malam paparan pencahayaan ruangan moderat saat tidur dapat merusak glukosa dan regulasi kardiovaskular. Ini merupakan faktor risiko penyakit jantung, deabetes dan sindrom metabolik,” kata penulis studi senior Dr. Phyllis Zee. Kepala kedokteran tidur di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg dan seorang dokter Kedokteran Northwestern.
Cahaya Lampu Saat Tidur Menyebabkan Diabetes dan Obesitas
Sudah ada bukti bahwa paparan cahaya di siang hari meningkatkan detak jantung melalui aktivasi sistem saraf simpatik, yang membuat jantung Anda bersemangat dan meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi tantangan hari itu.
“Hasil kami menunjukkan bahwa efek serupa juga hadir ketika paparan cahaya terjadi saat tidur malam hari,” kata Zee. Sebagai hasil atudi ini Publish 14 Maret 2022 di PNAS.
“Kami menunjukkan detak jantung Anda meningkat ketika Anda tidur di ruangan yang cukup terang,” kata Dr. Daniela Grimaldi, penulis utama dan asisten peneliti profesor neurologi di Northwestern. “Meskipun Anda tidur, sistem saraf otonom Anda diaktifkan. Itu buruk. Biasanya, detak jantung Anda bersama dengan parameter kardiovaskular lainnya lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari.”
Ada sistem saraf simpatik dan parasimpatis untuk mengatur fisiologi kita pada siang dan malam hari. Simpatik mengambil alih di siang hari dan parasimpatis seharusnya di malam hari, saat menyampaikan pemulihan ke seluruh tubuh.
Peneliti menemukan resistensi insulin terjadi pada pagi hari setelah orang tidur di ruangan yang terang. Resistensi insulin adalah ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati Anda tidak merespons insulin dengan baik dan tidak dapat menggunakan glukosa dari darah Anda untuk energi. Untuk menebusnya, pankreas Anda membuat lebih banyak insulin. Seiring waktu, gula darah Anda naik.
Sebuah studi sebelumnya yang terbit di JAMA Internal Medicine mengamati populasi besar orang sehat yang terpapar cahaya saat tidur. Mereka lebih kelebihan berat badan dan obesitas, kata Zee.
“Sekarang kami menunjukkan mekanisme yang mungkin mendasar untuk menjelaskan mengapa ini terjadi,” kata Zee. “Kami menunjukkan itu mempengaruhi kemampuan Anda untuk mengatur glukosa.”
Para peserta dalam penelitian ini tidak menyadari perubahan biologis dalam tubuh mereka di malam hari.
“Tapi otak merasakannya,” kata Grimaldi. “Ia bertindak seperti otak seseorang yang tidurnya ringan dan terfragmentasi. Fisiologi tidur tidak beristirahat seperti yang seharusnya.”
Cahaya dan hubungannya dengan kesehatan
“Selain tidur, nutrisi dan olahraga, paparan cahaya di siang hari merupakan faktor penting untuk kesehatan, tetapi pada malam hari kami menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang sederhana pun dapat mengganggu ukuran kesehatan jantung dan endokrin,” kata Zee.
Studi menguji efek tidur dengan 100 lux (cahaya sedang) dengan pembanding 3 lux (cahaya redup) pada peserta selama satu malam. Para peneliti menemukan bahwa paparan cahaya moderat menyebabkan tubuh masuk ke kondisi siaga yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini, detak dan kontraksi jantung meningkat dan kecepatan aliran darah ke pembuluh darah juga meningkat.
“Temuan ini penting terutama bagi mereka yang tinggal di masyarakat modern di mana paparan cahaya malam di dalam dan luar ruangan semakin meluas,” kata Zee.
Cara Mengurangi Pencahayaan saat tidur.
Menurut zee beberapa cara dapat dilakukan untuk mengurangi pencahayaan saat tidur
- Jangan menyalakan lampu. Jika Anda perlu menyalakan lampu untuk keamanan, buatlah lampu redup yang lebih dekat ke lantai.
- Warna cahaya penting, Cahaya kuning atau merah/oranye kurang merangsang otak. Jangan gunakan cahaya putih atau biru dan jauhkan dari orang yang sedang tidur.
- Nuansa gelap atau masker mata bagus jika Anda tidak dapat mengontrol cahaya luar ruangan. Pindahkan tempat tidur Anda agar cahaya luar tidak menyinari wajah Anda.
Ukuran dari pencahayaan terang adalah ketika anda dapat melihat sesuatu dengan jelas, kata zee.
Penelitian ini didukung oleh hibah National Center for Advancing Translational Sciences 8UL1TR000150-05, hibah National Heart, Lung, and Blood Institute R01 HL140580, hibah National Institute of Aging P01AG11412, semua National Institutes of Health, dan Asosiasi Jantung Amerika.
Demikian artikel tentang Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala. Semoga bermanfaat
Jurnal Referensi:
- Ivy C. Mason, Daniela Grimaldi, Chloe D. Warlick, Kathryn J. Reid, Roneil G. Malkani, Sabra M. Abbott, Phyllis C. Zee. 2022. Light exposure during sleep impairs cardiometabolic function. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2022; 119 (12) DOI: 10.1073/pnas.2113290119
Post a Comment for "Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala"
Post a Comment