Perut Buncit Masyarakat Desa lebih beresiko dari Masyarakat perkotaan

Sebuah studi yang dilakukan oleh Seorang mahasiswi PhD Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Klinis di Universitas Umea, baru- baru ini mengeluarkan tesis mengenai perut buncit di daerah pedesaan di Indonesia .

Tesis yang dibuat oleh Cahya Utamie Pujilestari terbilang cukup menarik . Bukan tanpa alasan, ia menemukan bukti bahwa perempuan di desa ternyata tujuh kali lebih mungkin memiliki perut buncit dibandingkan dengan laki -laki . Selain itu menurutnya perut buncit yang dialami masyarakat desa dibanding masyarakat perkotaan yang dalam kategori didominasi masyarakat dengan ekonomi rendah, lebih beresiko.

Dalam tesisnya , Puji menganalisis perut buncit dari perspektif sosioekonomi dan kesetaraan gender .Tesis yang didasari dengan empat studi ini melibatkan 15. 500 responden di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah . Sebagian besar responden yang terlibat berasal dari daerah pedesaan .

“Jika kita tidak melakukan langkah pencegahan , perut buncit akan meningkat di kalangan masyarakat menengah ke bawah, dan hal ini akan berakibat buruk pada kesehatan , ” ucap Puji seperti dilansir dari Kompas . com pada Rabu ( 28/11/2018 ) .

Perlu diketahui , masalah perut buncit selama ini lebih dekat dialami oleh orang- orang yang hidup makmur—juga sedikit bergerak . Namun , di sisi lain masalah kesehatan dan kematian akibat perut buncit lebih umum dirasakan oleh kalangan penduduk yang miskin.

“Upaya pencegahan harus diarahkan pada wanita yang rentan secara sosial dan merupakan kelompok yang paling berisiko menderita, ” ucap Pujilestari yang mendapatkan gelar sarjana keperawatan di Universitas Gadjah Mada ( UGM) , Yogyakarta .

Post a Comment for "Perut Buncit Masyarakat Desa lebih beresiko dari Masyarakat perkotaan"